Rabu, 16 Oktober 2013

PPL : Extraordinary Story

Hampir dua bulan sudah kami terjun dalam dunia mengajar di MAN Cirebon 1. Banyak momen-momen yang berharga dan berkesan ketika menjadi seorang pengajar dan pendidik di MAN Cirebon 1. Kegiatan-kegiatan khusus yang telah kami laksanakan dan merupakan guratan indah dalam catatan PPL diantaranya:

      1.    Walimatussafar guru-guru
            Tanggal 3 September 2013 dilaksanakan acara walimatussafar tiga guru MAN Cirebon 1 yang akan melaksanakan ibadah haji di Baitullah. Acara ini diselenggarakan di masjid MAN Cirebon 1 yang sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan. Dihadiri oleh berbagai guru-guru yang di luar dan dalam MAN cirebon 1, namun tetap dibawah naungan Departemen Agama. Suasana haru biru menyelimuti masjid. Beruntung kami ikut kedalam suasana tersebut, sehingga menjadi tombak untuk kami menyusul kesana suatu saat nanti. Aamiin.

      2.     Donor Darah
            Suasana donor darah  yang aku rindukan seusai SMK, biasanya menjadi panitia donor darah namun sekarang menjadi anak PPL yang melihat acara donor darah. Ya, tepatnya tanggal 10 September 2013 diadakan acara donor darah di MAN Cirebon 1 oleh anak-anak PMR bekerjasama dengan PMI Kabupaten Cirebon. Ada cerita haru ketika teman saya Nisa ingin mendonorkan darahnya namun berkali-kali di coba tak kunjung menemukan titik yang tepat. Sehingga pada akhirnya tidak bisa melakukan donor darah (sempat ia ditusuk jarum suntik ketika petugas PMI mencoba mencari titik yang tepat).

      3.     Masa Orientasi Ekstrakurikuler (MOE)
            Dari awal kami melaksanakan PPL, Bapak Rojin Muna (Waka Kurikulum) sudah menyampaikan bahwa kami harus terlibat dan aktif ketika acara MOE. Acara tersebut diselenggarakan pada tanggal 20-22 September 2013 (Jum’at-minggu). Kami ditugaskan menjadi guru pembimbing kelas X yang akan melaksanakan MOE, serta menjadi pengisi ketika games session. Bertempat di Balong Dalem, Jalaksana-Kuningan, acara MOE ini bertujuan untuk membentuk karakter siswa-siswa kelas X sesuai dengan minat dan bakatnya.
            Pemberangkatan dimulai pukul 13.30 dengan menggunakan kendaran spesial full AC yakni TRUK. Sebenarnya ingin sekali bergabung bersama anak-anak dibadan truk, namun guru-guru tak memperbolehkan kami untuk berdiri di badan truk. Kami harus duduk di depan, andaikata memang tidak cukup tempat, maka kami harus ikut di mobil guru-guru. Tak sampai 1 jam, truk-truk sudah sampai di Balong Dalem, Kuningan. Segeralah kami mengintruksikan kepada masing-masing kelompok untuk mendirikan tenda, dan kemudian acara dilanjutkan dengan sholat berjamaah di lapangan.
            Usai sholat ashar, acara selanjutnya adalah makan. Di tenda utama (tenda guru-guru), kami diminta bergabung dengan guru-guru sambil bersama-sama menikmati makanan yang dibawa oleh Ma’am Ummi (guru pamong saya), suasana kekeluargaan sangat kental dan kami bersenda gurau bersama mereka. Kemudian, maghrib pun tiba. Tentu saja, sholat berjama’ah maghrib dan isya dilaksanakan. Dalam hati, rasa salut dan kagumku terlintas begitu saja pada MAN Cirebon 1. Baru kali ini aku menemukan sekolah yang benar-benar kental akan agama, terlebih lagi setiap mendengar suara imam dan yang melantunkan puji-pujian, suara mereka begitu merdunya tak ayal bulu kudukku suka merinding dibuatnya. Setelah sholat maghrib dan Isya’ acara dilanjutkan oleh masing-masing ekstrakurikuler.
            Pukul 22.00, siswa-siswa diminta memasuki tenda untuk istirahat. Kami semua terkejut ketika melihat siswa yang menjerit lantaran menemukan ulat yang cukup banyak di tenda. Maklum saja Balong Dalem dikelilingi oleh pepohonan sehingga banyak ulat yang tumbuh subur disana. Kami pun tak kalah terkejutnya ketika melihat di tenda PPL dipenuhi oleh ulat-ulat yang meliuk-liuk dengan percaya dirinya. Sontak banyak teman-teman saya yang enggan untuk tidur didalam tenda PPL, mereka lebih memilih untuk mencari tenda lain yang tak banyak dihuni oleh ulat-ulat. Saya sendiri yang memberanikan diri untuk beristirahat didalam tenda (tentu saja setelah tenda dibersihkan dari ulat-ulat). Namun pada akhirnya teman-teman PPL bersedia untuk beristirahat didalam tenda. Lain halnya untuk para lelaki, mereka lebih mengalah utnuk tidur di luar tenda dan mengalah untuk kaum perempuan.
            Esok harinya, olahragapun dimulai. Kemudian sarapan dan siswa bersiap-siap untuk penjelajahan. Kami sebagai anak PPL diharapkan mengikuti acara penjelajahan bersama para siswa. Medan yang terjal dan curam sepanjang area penjelajahan sangat kami nikmati dengan susah payah. Terang saja turunan yang curam, tanjakan pun curam sehingga memerlukan ekstra tenaga untuk mengarunginya.Bahkan empat teman PPL saya sempat nyasar lantaran tak menemukan arah penjelajahan. Beruntung akhirnya mereka dapat kembali ke area perkemahan. Penjelajahan itu membuat salah satu teman saya, Ani, sakit sehingga harus beristirahat.
            Usai acara penjelajahan, kemudian makan siang, sholat dzuhur berjamaah dan dilanjutkan dengan games session yang tentu saja dibawakan oleh kami. Sorak sorai siswa-siswa memenuhi area perkemahan untuk mendukung kelompoknya masing-masing yang mengikuti games tersebut. Berbagai permainan dilombakan, dari yang memerlukan kekuatan kerjasama hingga yang membutuhkan kekuatan pikiran. Di akhir games, pemenangnya adalah pramuka.
            Malam harinya, acara api unggun dan kembang api. Suara kembang api yang diluncurkan begitu ramainya sehingga suasana area perkemahan bah acara tahun baru. Melihat kembang api di langit yang disampingnya terdapat bulan purnama merupakan pemandangan yang sangat mahal. Ya, jarang sekali kita ada dalam momen seperti itu. Sayangnya, kembang api yang diletakkan di api unggun sempat melukai salah seorang siswa, namun beruntung dapat diatasi secara cepat. Dalam acara api unggun, masing-masing ekstrakurikuler menampilkan kreasi seninya. Dan pemenang kreasi seninya adalah dari Ekstrakurikuler DKM yang membawakan Hadroh. Sejujurnya, saya merasa bangga dengan anak-anak X3 yang saya ajar karena kebanyakan anak-anak DKM merupakan siswa X3. Terlebih lagi mendengarkan Abdul Kodir yang merupakan vokalis Hadroh tersebut sangat kagum sekali, suaranya sangat merdu sekali membuat hati ini tersentuh dan berkaca-kaca.
            Esok harinya, kami bersiap-siap untuk pulang. Sekitar pukul 09.00 truk-truk sudah menanti didepan area Balong Dalem. Tentu saja kami mengatur siswa-siswa untuk memasuki truk. Di truk X3 yang merupakan anak didik saya, lantunan hadroh sangat kental mewarnai sepanjang perjalanan. Suasana lelah dan letih belum berakhir ketika sampai dan turun dari truk. Jelas belum terbayar, kami dan siswa-siswa diturunkan di daerah Setu yang notabennya jauh dari jalan raya.
            Namun, apapun duka yang kami rasakan, pengalaman MOE sangat berkesan dan mahal sekali. Seusai acara tersebut, kami selalu merindukan momen-momen MOE tersebut.