Hampir dua
bulan sudah kami terjun dalam dunia mengajar di MAN Cirebon 1. Banyak
momen-momen yang berharga dan berkesan ketika menjadi seorang pengajar dan
pendidik di MAN Cirebon 1. Kegiatan-kegiatan khusus yang telah kami laksanakan
dan merupakan guratan indah dalam catatan PPL diantaranya:
1. Walimatussafar
guru-guru
Tanggal 3 September 2013
dilaksanakan acara walimatussafar tiga guru MAN Cirebon 1 yang akan
melaksanakan ibadah haji di Baitullah. Acara ini diselenggarakan di masjid MAN
Cirebon 1 yang sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan. Dihadiri oleh
berbagai guru-guru yang di luar dan dalam MAN cirebon 1, namun tetap dibawah
naungan Departemen Agama. Suasana haru biru menyelimuti masjid. Beruntung kami
ikut kedalam suasana tersebut, sehingga menjadi tombak untuk kami menyusul
kesana suatu saat nanti. Aamiin.
2.
Donor Darah
Suasana donor darah yang aku rindukan seusai SMK, biasanya
menjadi panitia donor darah namun sekarang menjadi anak PPL yang melihat acara
donor darah. Ya, tepatnya tanggal 10 September 2013 diadakan acara donor darah
di MAN Cirebon 1 oleh anak-anak PMR bekerjasama dengan PMI Kabupaten Cirebon.
Ada cerita haru ketika teman saya Nisa ingin mendonorkan darahnya namun
berkali-kali di coba tak kunjung menemukan titik yang tepat. Sehingga pada
akhirnya tidak bisa melakukan donor darah (sempat ia ditusuk jarum suntik
ketika petugas PMI mencoba mencari titik yang tepat).
3.
Masa
Orientasi Ekstrakurikuler (MOE)
Dari awal kami melaksanakan PPL,
Bapak Rojin Muna (Waka Kurikulum) sudah menyampaikan bahwa kami harus terlibat
dan aktif ketika acara MOE. Acara tersebut diselenggarakan pada tanggal 20-22
September 2013 (Jum’at-minggu). Kami ditugaskan menjadi guru pembimbing kelas X
yang akan melaksanakan MOE, serta menjadi pengisi ketika games session.
Bertempat di Balong Dalem, Jalaksana-Kuningan, acara MOE ini bertujuan untuk
membentuk karakter siswa-siswa kelas X sesuai dengan minat dan bakatnya.
Pemberangkatan dimulai pukul 13.30
dengan menggunakan kendaran spesial full AC yakni TRUK. Sebenarnya ingin sekali
bergabung bersama anak-anak dibadan truk, namun guru-guru tak memperbolehkan
kami untuk berdiri di badan truk. Kami harus duduk di depan, andaikata memang
tidak cukup tempat, maka kami harus ikut di mobil guru-guru. Tak sampai 1 jam,
truk-truk sudah sampai di Balong Dalem, Kuningan. Segeralah kami
mengintruksikan kepada masing-masing kelompok untuk mendirikan tenda, dan
kemudian acara dilanjutkan dengan sholat berjamaah di lapangan.
Usai sholat ashar, acara selanjutnya
adalah makan. Di tenda utama (tenda guru-guru), kami diminta bergabung dengan
guru-guru sambil bersama-sama menikmati makanan yang dibawa oleh Ma’am Ummi
(guru pamong saya), suasana kekeluargaan sangat kental dan kami bersenda gurau
bersama mereka. Kemudian, maghrib pun tiba. Tentu saja, sholat berjama’ah
maghrib dan isya dilaksanakan. Dalam hati, rasa salut dan kagumku terlintas
begitu saja pada MAN Cirebon 1. Baru kali ini aku menemukan sekolah yang
benar-benar kental akan agama, terlebih lagi setiap mendengar suara imam dan
yang melantunkan puji-pujian, suara mereka begitu merdunya tak ayal bulu
kudukku suka merinding dibuatnya. Setelah sholat maghrib dan Isya’ acara
dilanjutkan oleh masing-masing ekstrakurikuler.
Pukul 22.00, siswa-siswa diminta
memasuki tenda untuk istirahat. Kami semua terkejut ketika melihat siswa yang
menjerit lantaran menemukan ulat yang cukup banyak di tenda. Maklum saja Balong
Dalem dikelilingi oleh pepohonan sehingga banyak ulat yang tumbuh subur disana.
Kami pun tak kalah terkejutnya ketika melihat di tenda PPL dipenuhi oleh
ulat-ulat yang meliuk-liuk dengan percaya dirinya. Sontak banyak teman-teman
saya yang enggan untuk tidur didalam tenda PPL, mereka lebih memilih untuk
mencari tenda lain yang tak banyak dihuni oleh ulat-ulat. Saya sendiri yang
memberanikan diri untuk beristirahat didalam tenda (tentu saja setelah tenda
dibersihkan dari ulat-ulat). Namun pada akhirnya teman-teman PPL bersedia untuk
beristirahat didalam tenda. Lain halnya untuk para lelaki, mereka lebih
mengalah utnuk tidur di luar tenda dan mengalah untuk kaum perempuan.
Esok harinya, olahragapun dimulai.
Kemudian sarapan dan siswa bersiap-siap untuk penjelajahan. Kami sebagai anak
PPL diharapkan mengikuti acara penjelajahan bersama para siswa. Medan yang
terjal dan curam sepanjang area penjelajahan sangat kami nikmati dengan susah
payah. Terang saja turunan yang curam, tanjakan pun curam sehingga memerlukan
ekstra tenaga untuk mengarunginya.Bahkan empat teman PPL saya sempat nyasar
lantaran tak menemukan arah penjelajahan. Beruntung akhirnya mereka dapat
kembali ke area perkemahan. Penjelajahan itu membuat salah satu teman saya,
Ani, sakit sehingga harus beristirahat.
Usai acara penjelajahan, kemudian
makan siang, sholat dzuhur berjamaah dan dilanjutkan dengan games session yang
tentu saja dibawakan oleh kami. Sorak sorai siswa-siswa memenuhi area
perkemahan untuk mendukung kelompoknya masing-masing yang mengikuti games
tersebut. Berbagai permainan dilombakan, dari yang memerlukan kekuatan
kerjasama hingga yang membutuhkan kekuatan pikiran. Di akhir games, pemenangnya
adalah pramuka.
Malam harinya, acara api unggun dan
kembang api. Suara kembang api yang diluncurkan begitu ramainya sehingga
suasana area perkemahan bah acara tahun baru. Melihat kembang api di langit
yang disampingnya terdapat bulan purnama merupakan pemandangan yang sangat
mahal. Ya, jarang sekali kita ada dalam momen seperti itu. Sayangnya, kembang
api yang diletakkan di api unggun sempat melukai salah seorang siswa, namun
beruntung dapat diatasi secara cepat. Dalam acara api unggun, masing-masing
ekstrakurikuler menampilkan kreasi seninya. Dan pemenang kreasi seninya adalah
dari Ekstrakurikuler DKM yang membawakan Hadroh. Sejujurnya, saya merasa bangga
dengan anak-anak X3 yang saya ajar karena kebanyakan anak-anak DKM merupakan
siswa X3. Terlebih lagi mendengarkan Abdul Kodir yang merupakan vokalis Hadroh
tersebut sangat kagum sekali, suaranya sangat merdu sekali membuat hati ini
tersentuh dan berkaca-kaca.
Esok harinya, kami bersiap-siap
untuk pulang. Sekitar pukul 09.00 truk-truk sudah menanti didepan area Balong
Dalem. Tentu saja kami mengatur siswa-siswa untuk memasuki truk. Di truk X3
yang merupakan anak didik saya, lantunan hadroh sangat kental mewarnai
sepanjang perjalanan. Suasana lelah dan letih belum berakhir ketika sampai dan
turun dari truk. Jelas belum terbayar, kami dan siswa-siswa diturunkan di
daerah Setu yang notabennya jauh dari jalan raya.
Namun, apapun duka yang kami
rasakan, pengalaman MOE sangat berkesan dan mahal sekali. Seusai acara
tersebut, kami selalu merindukan momen-momen MOE tersebut.