Rabu, 27 Mei 2009

SelamaT seTeLaH 3 hari HiLaNg di kuTub uTara





di Beijing, Seorang pria bertahan hidup di Kutub Utara selama tiga hari setelah dikabarkan hilang pekan lalu. Demikian laporan National Science Foundation (NSF) dan dilansir Xinhua.

Pria itu, yang namanya belum diumumkan, bekerja pada satu proyek penelitian ilmiah di Greenland, Kutub Utara. Ia hilang, Rabu (15/4), sebelum diselamatkan, Sabtu (18/4), dengan bantuan beberapa lembaga internasional.

Menurut NSF, warga negara AS yang berusia 38 tahun itu bekerja sebagai operator alat berat di stasiun tersebut untuk sub-kontraktor CH2M HILL, perusahaan pembangunan dan rekayasa yang menyediakan dukungan logsitik bagi upaya penelitian ilmiah NSF di Kutub Utara yang sangat dingin.

Sebelum diselamatkan, pria tersebut terakhir kali terlihat pada Rabu malam di dekat landasan pacu di stasiun penelitian yayasan di Summit, Greenland. Ia dilaporkan hilang Kamis pagi.

Selama operasi penyelamatan, pria yang hilang itu menggunakan teknik bertahan hidup yang diajarkan kepada semua personel yang berafiliasi kepada CH2M HILL dan NSF di wilayah kutub guna bertahan hidup, termasuk menggali lubang untuk mengeluarkan angin dan sering menggerakkan tubuh untuk membuat darah tetap mengalir. Pria itu kini dirawat di satu rumah sakit di Nuuk, ibu kota Greenland, dan diperkirakan akan pulih.

Senin, 25 Mei 2009

PasiEn di oPerasi deNgan Bor? ih wOww..



Ilustrasi
Tahukah Anda?

di SYDNEY, — Seorang dokter di Australia mempergunakan alat bor untuk bangunan guna membuka tengkorak seorang anak dan menyelamatkan nyawanya.
Langkah itu diambil karena sang pasien mengalami penggumpalan darah di otak, sementara rumah sakit kekurangan peralatan medis yang diperlukan.
dr Rob Carson melakukan operasi terhadap Nicholas Rossi (13), setelah anak itu jatuh dari sepeda dan kepalanya terbentur.
Ayah pasien mengatakan bahwa keputusan dokter untuk melakukan improvisasi peralatan berhasil menyelamatkan anaknya. "Ini bukan prestasi pribadi, ini hanya melakukan tugas saja," ujar dr Carson.

Nicholas Rossi tampak dalam keadaan stabil sesaat setelah jatuh dari sepedanya. Namun, ibunya yang seorang perawat melihat bengkak di kepalanya dan memutuskan untuk membawa dia ke rumah sakit setempat. Sesampainya di rumah sakit, Nicholas antara dalam keadaan sadar dan tidak sadar.

"dr Carson datang dan mengatakan, 'Saya harus membuat lubang di tengkoraknya untuk membuang tekanan di otaknya.' Kita hanya punya satu kesempatan," ujar ayah pasien itu.

Rumah sakit kecil tidak memiliki alat operasi khusus sehingga tim medis harus mempergunakan alat bor bangunan.
dr Carson menelepon seorang ahli bedah saraf yang memberi bantuan kepadanya dalam melakukan operasi tersebut dengan memberi tahu lokasi di kepala untuk dibor dan seberapa dalam. Setelah operasi ini, Nicholas Rossi dibawa ke rumah sakit yang lebih besar di Melbourne.

Anda PercaYa teNtaNg 2012?...

Teori kalender Maya (sejarah kuno di negara Peru dahulu), mama lauren, para bisku di tibet ternyata kebetulan menyatakan akan datang terjadi hari kiamat pada 2012.. yang berhubungan dengan bencana sangat besar yaitu air. Apakah Air muncul atas perubahan iklim atau takdir direncanakanNya.

Yang terkena salah satu adalah Indonesia, akan dilibas bencana sehingga penduduk Indonesia tersisa tinggal 40% dari total populasi yang saat itu.

jika itu benar diartikan hari kiamat, di mana dijelaskan akan membangun kehidupan baru setelah musnah sebagian besar penduduk dan daratan. Jadi pernah dijelaskan oleh manusia Indigo (berdarah biru) yang tinggal di Rusia juga menyatakan hal sama bahwa 2012 itu bencana ke 5 setelah siklus matahari ke 5 .

Orang tua- orang tua Luar Biasa

Inilah sebagian dari orang-orang yang dalam keterbatasan perekonomian, tetap memiliki visi dan misi yang sangat tinggi terhadap pendidikan. Mereka adalah para orang tua yang terpaksa mengecap dunia pendidikan dalam kadar yang sangat minim, yang menyebabkan mereka harus bekerja di bidang informal kelas bawah, namun sangat gigih mengusahakan supaya hal yang sama tak terulang pada anak-anaknya.

Sungguh tak terbayangkan jika seorang ibu yang tak pernah mengenyam bangku sekolah sama sekali, tetap mau membanting tulang dari subuh hingga malam demi sekolah lima orang anaknya. Merry Elwarin, wanita 48 tahun asal Kudamati Ambon, rela menyusuri setiap penjuru jalanan Ambon untuk memungut dan mengumpulkan botol dan gelas bekas air mineral setiap hari untuk dijual lagi. Hasilnya, putra sulungnya Edi kini sudah di semester tujuh Universitas Pattimura Ambon dan adiknya mulai kuliah tahun ini di universitas yang sama. “Ya kalau kuliah, nantinya kan bisa bekerja lebih baik dari saya ” tutur Merry dengan polos. Dan saat ditanya kapan akan berhenti bekerja sebagai pemulung, dengan yakin Merry menjawab baru akan berhenti kalau nanti semua anaknya sudah selesai sekolah tinggi (kuliah)!

Hal yang sama terlintas di pemikiran pasangan Suyadi dan Sriyati. Suami istri tamatan SMP ini, memiliki tekad untuk memberikan pendidikan yang jauh lebih maju dari mereka berdua. Suyadi yang mulai berjualan bakso keliling di kawasan Bandung sejak tahun 1980-an ini, terus berpikir keras untuk bisa memajukan usahanya. Akhirnya Suyadi merintis warung bakso menetap di daerah Baros, Cimahi Bandung pada 1987. Seiring dengan kemajuan usahanya, Suyadi mampu menyekolahkan dua anaknya hingga di tingkat perguruan tinggi. Anak sulungnya kini telah lulus sebagai sarjana dari Universitas Pasundan Bandung, anak keduanya lulus dari jurusan Kebidanan Universitas Ahmad Yani Bandung. Sementara anak bungsunya mulai kuliah tahun ini.

Sementara bagi Eko Parsim dan Suwarsih, apapun akan dilakukannya demi sekolah ketiga anaknya. Bahkan Eko harus merangkap dua profesi sekaligus untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya, yaitu penjual air bersih keliling dengan gerobak dan ojek sepeda. Sementara Suwarsih membuka warung makan kecil-kecilan di rumah untuk mendukung penghasilan suaminya. “Ya kalau orang tuanya ndorong gerobak, trus anaknya juga ndorong kan berarti ga ada kemajuan” jawab Eko. Kini dari berjualan air, ojek sepeda dan warung makan, ketiga anak Eko Parsim dan Suwarsih telah mentas sekolah sebagai sarjana.

Yang lebih dahsyat lagi adalah cerita kakak beradik penjual jamu tradisional keliling, Sumiyem dan Siyem. Keduanya adalah korban kultur pendidikan di pedesaan zaman dahulu, yang menganggap bahwa perempuan tidak perlu sekolah karena paling juga nantinya mengurus dapur. Meskipun memaklumi keterbatasan ekonomi orang tuanya, keduanya tetap menyimpan dendam terhadap keadaan tersebut. Dan pelampiasan dendam dan kekecewaan keduanya ternyata justru sangat positif.

“Ya udah aku ga sekolah ga apa-apa, tapi nanti mudah-mudahan kalau punya anak, akan aku sekolahkan setinggi-tingginya sampai sukses.” kenang Siyem pada saat itu. Kini, penghasilan berdua dengan suaminya yang tukang bakso, mampu mengantar kedua anaknya hingga bangku kuliah. Sedangkan kakaknya, Sumiyem, bahkan mampu menjadikan kedua anaknya sebagai sarjana S2. Anak pertamanya kini sedang menempuh jenjang S2 di Jepang, sementara adiknya telah lulus Magister Akutansi dari sebuah perguruan tinggi swasta di Jogja!

Apa rahasia sukses orang-orang luar biasa ini, hingga mampu mendobrak dinding psikologis keterbatasan finansial mereka? Bagaimana perjuangan mereka dalam membuang perasaan putus asa dan mengubahnya sebagai cambuk kesuksesan menembus bidang pendidikan, yang katanya mahal di Indonesia?