Persahabatan
sejatinya adalah tempat yang paling sulit ditemukan, ya begitulah makna sahabat
menurutku. Sangat mudah untuk mendapatkan teman yang hanya sekadar teman,
sebaliknya sulit sekali menemukan satu sahabat saja. Namun jika kita memiliki
pribadi yang tulus, dengan mudahnya sahabat akan menhampiri kita. Kesempatan
kali ini aku ingin berbicara mengenai ‘Persahabatan’.
Sore
itu begitu teduhnya hingga aku dan sahabatku duduk dibawah pohon yang
melambai-lambai tertiup angin. Seperti biasanya kami biasa menghabiskan waktu
untuk sekadar bercengkrama, berkeluh kesah, dan berbagi mengenai makna
kehidupan. Tak jarang tawa, tangis, kami luapkan dibawah pohon itu. Meski
masalah yang kami hadapi terkadang belum menemukan jalan keluar, namun dengan
berbagi hati kami merasa lebih baik.
Kami
berbicara dengan tatapan kosong keujung jalan. Kala itu, meski mulut kami
sedang mengobrol namun pandangan kami tetap tertuju pada satu titik yaitu ‘jalan
raya’. Hingga satu pertanyaan sahabatku sontak membuyarkan lamunanku. ‘Ti, Kamu
pernah nggak doain aku?’, tanyanya dengan lugu. Dengan terheran aku langsung
menatapnya tajam ‘Kok tumben nanya begituan, ya jelas aku sering do’ain kamu’,
jawabku. Sambil tersenyum simpul sahabatku membalas ‘hehe, pengen tau aja. Aku
juga sering doa’in kamu Ti, menjelang tidur aku selalu berdo’a dan aku bersyukur
punya sahabat seperti kamu yang mau ngertiin aku.’. Dengan hati yang bergumam,
dalam diam aku berkata dalam hati ‘Aku juga sangat bersyukur memiliki sahabat
sepertimu’.
Kalimat
itu merupakan pertanyaan terbaik yang dilontarkan oleh sahabat. Yang meminta do’a
lumayan banyak, misalnya ‘do’ain aku ya!’, namun belum pernah ada yang menanyakan
mengenai do’a seperti ini ‘kamu pernah nggak do’ain aku?’. Terang saja, dia
yang bertanya seperti itu sangat menyentuh siapa saja yang menjawabnya.