Sabtu, 08 Juni 2013

Pare, All the way live

Lokasi : Gumul, Kediri- Jawa Timur
            
               Tak ada kata terlambat untuk sebuah karya. Meski ini merupakan perjalanan maretku, namun saat ini baru sempat ku torehkan lewat jemari lentikku ini. Inilah sebuah ringkasan ceritaku tentang PARE, dan cerita lengkapnya sedang ku curahkan lewat sebuah novelku (Insya Allah) mendatang.
            Siapa yang tidak kenal PARE. Ya, kata PARE hampir akrab di telinga orang-orang. Pare yang kusebut kali ini bukan sebuah nama sayuran, namun ini sebuah daerah yang dikenal dengan ‘Kampoeng Inggris’. Berlokasi di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Pare merupakan sebuah Kecamatan yang amat asri dengan penduduk berbahasa jawa.
            Tepatnya 8 Februari 2013 sampai dengan 10 Maret 2013 adalah rentetan kisah-kisah yang tak terlupakan di Desa Tulungrejo, Pare. Berbekal niat untuk menuntut ilmu dan pengorbanan hidup jauh dari orangtua tak mematahkan niatku untuk belajar disana. Banyak momment menarik dan sangat berkesan yang tak mungkin aku lupakan sepanjang hidupku.
            Berikut kumpulan cerita singkatnya:
    §      Awal menjajakkan kaki di Pare, lidahku belum dapat kawin dengan karakter makanan disana. Lidah orang Cirebon yang tajam akan bumbu, tak kudapati makanan yang sama dengan Cirebon. Kurang asin, Kurang nendang sudah biasa. Terlebih lagi dengan warna saus yang pink, kontras dengan warna saus yang biasa ku konsumsi merah menyala. Makanan khas disana adalah ‘Pecel’ dan ‘Pentol’ (di Jawa Barat dikenal dengan Cilok).
     §      Kekagumanku pada Pare salah satunya lantaran lingkungan yang masih asri dan tidak padat kendaraan yang berlalu lalang. Mayoritas kendaraan yang dipakai adalah Sepeda, tak heran bila disana banyak wirausaha yang membuka ladang penyewaan sepeda. Setiap hari, kawan sejatiku yang mengantarkan aku mencari ilmu dan mencari makanan adalah sepeda. Aku baru menikmati lagi moment mengendarai sepeda itu setelah hampir 10 tahun (SD).
      §      Lantaran lokasi desa yang tidak strategis, sulit untuk menuju kemana-kemana. Tidak ada angkutan umum (hanya ada di Kediri nya) sehingga aku tak jenuhnya harus mengayuh sepeda sejauh apapun itu. Untuk menuju ATM atau alun-alun misalnya, 2 hingga 3 kilometer jarak yang kutempuh. Selama sebulan disana, aku belum tahu dimana Pasar terdekat berada (saking jauhnya).
    §      Disana, lembaga kursusan yang kuambil adalah ‘Marvelous’. Sesuai motonya ‘Siap mempermak inggris kamu dan guru kamu’, marvelous memang pilihan yang tak salah (terima kasih untuk Dosen yang telah memberikan referensi). Awalnya, aku memang ragu, terlebih dengan penampilan pengajar yang apa adanya. Namun, aku sangat mengagumi pengajar-pengajar itu, American accents mereka sangat fasih padahal mereka bukan kuliah di jurusan bahasa Inggris (aku malu sendiri).
    §      Hampir seluruh pengajar, hafal phonetic symbol dari setiap kosakata yang terdapat di kamus Oxford. What an amazing teacher! . Aku selalu terpesona melihat seluruh pengajar yang menuliskan kata sebanyak apapun dan serumit apapun lengkap dengan phonetic symbol (tanpa melihat kamus Oxford). Padahal, latar belakang mereka sama sekali bukan Inggris (bahkan ada pengajar yang berusia dibawahku). Setiap kali mereka mengajarkan materi, ternyata aku baru menyadari banyak sekali pengucapan yang selama ini salah (seperti cara membaca Oxford, and, today, dan lain-lain).
     §      Lantaran program Speaking yang ku ambil, materi yang diajarkan selalu berkenaan dengan speaking. Salah satunya adalah bahasa slang, tongue twister (untuk melenturkan lidah menjadi lidah inggris) dan idioms. Sangat menarik mempelajarinya, benar-benar diajarkan berbicara layaknya seorang ‘bule’.
   §      Wisata yang terkenal di Kediri adalah Gumul. Kontruksi bangunan yang mirip bangunan yang berada di Paris ini menjadi magnet tersendiri. Tak heran bila banyak yang mengunjungi tempat ini untuk sekedar mengambil bebrapa foto. Beruntungnya, orang-orang yang ingin memasuki wisata ini tak dikenakan biaya alias gratis (kecuali parkir).
            Diatas merupakan sepenggal cerita singkat, cerita selengkapnya tunggu di novelku mengenai Pare yang sedang dalam proses.